Kamis, 28 Februari 2013

Adakah Perbedaan antara Jin dengan Syetan ?



Bismillaahirrah­maanirrahiim. . . .

Allah SWT berfirman
''Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam,'maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan Jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya''.(QS. Al-Kahfi ayat 50)
Adakah perbedaan antara Jin dengan Syetan?
Mengenai pertanyaan ini, Syeik...h Al Jaza'ri menjawab,
''Ya, ada perbedaan mencolok antara Jin dengan syetan. Jin dan syetan adalah dia jenis makhluk yang berlainan. Syetan sama sekali tidak memiliki sisi kebaikan sementara bangsa Jin sebagaimana kondisi manusia, ada yang shalih dan ada yang bejat, ada yang bajik dan ada yang durjana, serta ada yang mukmin dan ada yang kafir. Namun, pada asalnya syetan adalah jenis jin, sebab Iblis termasuk jenis Jin, sebagaimana Firman Allah SWT
''Kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan Jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya''. (QS. Al-Kahfi ayat 50)
Tatkala Iblis diusir dari Lingkaran rahmat Ilahi hingga terputus sama sekali dari segala kebaikan, maka keturunanya pun mewarisi seluruh sifatnya. Mereka praktis tidak memiliki unsur kebaikan sama sekali dan hanya mengenal kejahatan serta mengajak kepada perbuatan buruk. Peribahasa mengatakan: Ular hanya akan melahirkan ular. Belum pernah dan tidak akan pernah terjadi sejak keberadaannya hingga zaman yang tak terhingga, ular berbisa melahirkan anak-anak yang tidak memiliki bisa/racun. Begitu juga syetan dan keturunannya. Pada perkembangan selanjutnya, setiap orang yang berbuat keji, membangkang, dan jauh dari kebenaran, bahkan tidak memiliki kebaikan, baik dari kalangan bangsa jin maupun manusia, akhirnya disebut syetan. Jika sekedar angkuh dan arogan maka disebut maarid (durhaka), sedangkan jika keangkuhan dan penyelewenganny­a sudah berlebihan, maka disebut Ifrit. Fakta ini dikukuhkan dan dipertegas oleh Al-Qur'an.
Seperti firman Allah:
''Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perka­taan yang indah-indah untuk menipu (manusia)''. (QS. Al-An'am ayat 112).
Pada kesempatan lain, Al-qur'an menyatakan bahwa ada juga kalangan jin yang shalih, seperti yang diungkapkan jin dalam surah Al Jinn,
''Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda''.­ (QS. Al Jinn ayat 11).
Allah SWT juga memberitahukan bahwa sebagaimana Dia menciptakan manusia, Dia pun menciptakan jin agar mereka menyembah dan menaati-Nya. Allah SWT berfirman
''Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh''. (QS. Adz-Dzaariyaat ayat 56-58).
Jenis Syetan dari kalangan Jin yang tidak memiliki sisi kebaikan sama sekali disebut Iblis La'natullah 'alaih. (Abu Bakar Al Jaza'iri, Aqidah Al Mu'min, Hal. 222-223).
Sementara itu mengenai masalah ini, Muhammad Isa Daud ikut menjelaskan:
Saya pernah bertanya kepada Jin Muslim yang bernama Musthafa Kanjur,
''Apakah Iblis adalah bapak Jin secara umum, sebagaimana Adam As yang digelari bapak manusia?''
Ia menjawab,''Tida­k.. Tidak! Iblis juga anak jin, bukan bapak jin''.
''Lalu siapa bapak jin?'' Tanyaku.
''Menurut informasi yang sampai kepadaku, dan Wallaahua'lam, ia bernama Jaan''. Jawab jin muslim tersebut.
''Lalu, siapa sesungguhnya Iblis La'natullah 'alaih itu?'' tanyaku.
''ia adalah anak keturunan jin. Mulanya ia begitu baik, hingga menyaingi malaikat, namun kemudian ia menjadi jahat dan arogan, sebagaimana yang sudah makruf bagi kalian dari sinyalir firman Allah SWT, 'Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ''Suju­dlah kamu kepada Adam,'' maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya'.''(QS. Al-Kahfi ayat 50), jawabnya.
''Tapi banyak orang yang telanjur meyakini bahwa Iblis adalah bapak Jin,'' kataku.
''Memangnya dari mana mereka dapatkan informasi itu? Bukankah Al-qur'an tidak menyatakan demikian dan Muhammad SAW pun tidak mengatakan hal itu? Tapi, bagaimanapun juga Iblis adalah bapak para Syetan''. Katanya.
''Apa sebenarnya perbedaan Jin dengan syetan?''
''Syetan adalah Jin, namun tidak setiap jin adalah syetan'', Jawabnya.
''Alangkah baiknya jika engkau jelaskan hal itu secara panjang lebar, sebab aku akan menyampaikan masalah ini kepada pembaca manusia'' kataku.
Ia lalu berkata
''Gampang. Iblis menikah dengan wanita jin yang mengimaninya berikut pemikiran-pemik­irannya. Lalu mereka melahirkan keturunan. Jin-jin yang menjadi anak keturunan langsung dari Iblis inilah yang kemudian disebut syetan. Mereka memiliki rupa dan bentuk yang beragam, namun ghaibnya mereka berupa monster atau anjing. Mereka memiliki kota-kota dan koloni-koloni yang biasanya berada di padang pasir, gunung, hutan, pulau terpencil dan di atas permukaan air samudera. Namun Alhamdulillah setelah masuk Islam, aku dapat mengatakan bahwa setiap orang yang tidak memeluk Islam, tidak menerapkan ajaran-ajaran Allah dan Ajaran-ajaran Muhamamd SAW adalah Syetan, sebagus apa pun rupa dan penampilan mereka, baik dari kalangan jin maupun manusia. Dalam kondisi ini, secara kiasan Iblis bisa dianggap sebagai bapak mereka sekaligus bapak spiritual mereka''.(Muhammad Isa Daud, Hiwar Shahafi Ma'a Al Jinni Al Muslim Mushthafa Kanjur, Halaman 69-71).
Al Hafizh Ibnu Katsir menulis dalam tafsirnya: Mengutip hadits Ibnu Abbas, IbnU Jarir berkata,
''Pendu­duk pertama yang menempati bumi adalah Jin, namun mereka justru membuat kerusakan, menumpahkan darah, dan saling bunuh. Allah SWT lantas mengirim Iblis kepada mereka. Bersama pasukannya, Iblis kemudian membunuh mereka semua dan melemparkannya ke pulau-pulau terpencil di samudera dan puncak-puncak gunung. Selanjutnya, Allah menciptakan Adam dan menempatkannya di sana''.(Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir (I/50) ).
Syeikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi berkata,
''Jin itu ada dua jenis, yaitu ada jin baik dan jin jahat. Sama seperti manusia. Jin baik tidak bisa dieksploitasi dan dipekerjakan. Jadi, jenis jin yang bisa dieksploitasi oleh manusia hanyalah jin jahat''. (Asy-Sya'rawi, Al Fatawa, Hal. 107).

Sumber: buku berjudul ''Pergulatan Jin dan Syetan dengan Para Nabi, Sahabat dan Orang-orang Shalih'', karya Jamal Sayyid Ahmad Ad-Daqnawi.


Dari : Info Dunia Kita @Facebook

0 komentar:

Posting Komentar